Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Desa Petak Kaja

Senin, 31 Agustus 2020

Sejarah Desa Petak Kaja

 Sejarah Desa Petak Kaja dimulai dari abad ke-18 dimana terjadi perebutan kekuasaan dimana Kerajaan Gelgel direbut oleh I Gusti Agung Maruti yang sebelumnya dikuasai oleh Raja Kelungkung Dalem Dimade. Raja Kelungkung selanjutnya hijrah ke Guliang Kangin bersama putra-putranya   Dalem pemayun dan dalem Jambe.

            Dalem Dimade wafat di Guliang Kangin sementara Dalem Jambe telah dewasa dan bermaksud merebut Kerajaan Gelgel dengan bantuan pasukan Badung dan Buleleng, dengan kemenangan di pihak Dalem jambe. Untuk memerintah kerajaan Gelgel selanjutnya ditunjuklah Dalem Pemayun, tetapi beliau  tidak mau karena merasa tidak ikut berjuang. Beliau menunjuk Dalem Jambe yang memerintah, dalem Jambe mau memerintah asalkan pusat kerajaan Gelgel dipindahkan ke Kelungkung. Akhirnya permintaan itu disetujui dan Dalem Jambe memberi nama Kerajaan itu Semara Pura.

            Selanjutnya Dalem Pemayun hijrah ke Bukit di sebelah selatan Tampaksiring, dan kawin dengan gadis setempat bernama Desak Suganda putri dari I Dewa Tangkeban dan berputra tiga orang. Karena Bukit tidak cocok dijadikan pusat kerajaan senjutnya Dalem Pemayun memindahkan kerajaanya ke Pejeng dan menobatkan putra pertamanya sebagai  raja dengan biseka Ida I Dewa Agung Guliang Pemayun. Putra kedua sebagi raja di Blahbatuh dan putra ketiga sebagai raja di Tampaksiring. Kerajaan Pejeng berkembang pesat membuat iri kerajaan lain. Maka diseranglah kerajaan Pejeng dan terdesak, atas prakarsa Raja Bangli Ida I Dewa Agung Guliang Pemayun mengungsi ke Bangli bersama putranya Ida I Dewa Agung Suda Pemayun. Ida Ida I Dewa Agung Guliang Pemayun wafat di Bangli. Setelah dewasa Ida I Dewa Agug Suda Pemayun minta ijin pada raja Bangli merantau kearah utara dan sampailah di alas metaum, di sana beliau menemukan bekas kerajaan Balingkang. Di bekas kerajaan itu beliau menetap dan bersemadi dan berkaul bila bisa merebut kerajaan Pejeng kembali beliau bersama pengikutnya akan memugar dan tidak melupakan Pura Balingkang.

            Atas restu dan bantuan raja Bangli Ida I Dewa Agung Suda Pemayun menuju Pejeng kearah barat malalui Juwuk Bali, Susut, Selat, dan setelah malam tiba di Petak. dari Petak beliau menyusun strategi penyerangan melalui mantering, Padpadan, Benawah, dan Suwat. Tiba di sebelah selatan Suwat dating utussan dengan bendera merah putih menyampaikan bahwa Gianyar telah dikuasai Belanda, lalu beliau kembali ke Benawah dan mendirikan pura Pengayengan ke Belingkang. lama kelamaan Ida I Dewa Agung Suda Pemayun pindah ke Madangan dan dinobatkan Pungawa di sana tanpa di bawah Gianyar tetapi langsung dari Betawi mewilayahi sepuluh Banjar, termasuk Banjar Petak sekarang, yang merupakan cikal bakal berdirinya Desa Petak.

            Demi penyederhanaan roda pemerintahan atas desakan masyarakat dan persetujuan LKMD Desa Petak maka dipandang perlu Desa Petak dimekarkan menjadi dua.  Desa baru bernama Desa Petak Kaja sejak ditetapkan sejak 29 September 1993 sebaga desa persiapan Desa Petak Kaja. Desa Petak Kaja ditetapkan sebagai Desa dipinitif pada 27 Oktober 1995. Selama perjalanan pemerintahannya Desa Petak Kaja sampai tahun 2008 mengalami tiga kali pucuk pemerintahan dengan. Kepala Desa/Perbekel masing-masing :

1. Drs. I Ketut Lamun Muliana memerintah tahun 1993 – 2001.

2. A.A. Gde Arta Darma memerintah tahun 2001 – 2016.

3. I Nyoman Payu memerintah 2017 – 2019.

Desa Patak Kaja merupakan pusat pemerintahan yang berkantor di Dusun Mantering yang meliputi tiga  Banjar Dinas yaitu :

  1. Banjar Dinas Petak
  2. Banjar Dinas Mantering
  3. Banjar Dinas Padpadan
  4. Banjar Dinas Penyembahan