Sejarah Desa Petak Kaja dimulai dari abad ke-18 dimana terjadi perebutan kekuasaan dimana Kerajaan Gelgel direbut oleh I Gusti Agung Maruti yang sebelumnya dikuasai oleh Raja Kelungkung Dalem Dimade. Raja Kelungkung selanjutnya hijrah ke Guliang Kangin bersama putra-putranya Dalem pemayun dan dalem Jambe.
Dalem Dimade wafat di Guliang Kangin
sementara Dalem Jambe telah dewasa dan bermaksud merebut Kerajaan Gelgel dengan
bantuan pasukan Badung dan Buleleng, dengan kemenangan di pihak Dalem jambe.
Untuk memerintah kerajaan Gelgel selanjutnya ditunjuklah Dalem Pemayun, tetapi
beliau tidak mau karena merasa tidak
ikut berjuang. Beliau menunjuk Dalem Jambe yang memerintah, dalem Jambe mau
memerintah asalkan pusat kerajaan Gelgel dipindahkan ke Kelungkung. Akhirnya
permintaan itu disetujui dan Dalem Jambe memberi nama Kerajaan itu Semara Pura.
Selanjutnya Dalem Pemayun hijrah ke
Bukit di sebelah selatan Tampaksiring, dan kawin dengan gadis setempat bernama
Desak Suganda putri dari I Dewa Tangkeban dan berputra tiga orang. Karena Bukit
tidak cocok dijadikan pusat kerajaan senjutnya Dalem Pemayun memindahkan
kerajaanya ke Pejeng dan menobatkan putra pertamanya sebagai raja dengan biseka Ida I Dewa Agung Guliang
Pemayun. Putra kedua sebagi raja di Blahbatuh dan putra ketiga sebagai raja di
Tampaksiring. Kerajaan Pejeng berkembang pesat membuat iri kerajaan lain. Maka
diseranglah kerajaan Pejeng dan terdesak, atas prakarsa Raja Bangli Ida I Dewa
Agung Guliang Pemayun mengungsi ke Bangli bersama putranya Ida I Dewa Agung
Suda Pemayun. Ida Ida I Dewa Agung Guliang Pemayun wafat di Bangli. Setelah
dewasa Ida I Dewa Agug Suda Pemayun minta ijin pada raja Bangli merantau kearah
utara dan sampailah di alas metaum, di
Atas restu dan bantuan raja Bangli Ida
I Dewa Agung Suda Pemayun menuju Pejeng kearah barat malalui Juwuk Bali, Susut,
Selat, dan setelah malam tiba di Petak. dari Petak beliau menyusun strategi
penyerangan melalui mantering, Padpadan, Benawah, dan Suwat. Tiba di sebelah
selatan Suwat dating utussan dengan bendera merah putih menyampaikan bahwa
Gianyar telah dikuasai Belanda, lalu beliau kembali ke Benawah dan mendirikan
pura Pengayengan ke Belingkang. lama kelamaan Ida I Dewa Agung Suda Pemayun
pindah ke Madangan dan dinobatkan Pungawa di sana tanpa di bawah Gianyar tetapi
langsung dari Betawi mewilayahi sepuluh Banjar, termasuk Banjar Petak sekarang,
yang merupakan cikal bakal berdirinya Desa Petak.
Demi penyederhanaan roda
pemerintahan atas desakan masyarakat dan persetujuan LKMD Desa Petak maka dipandang
perlu Desa Petak dimekarkan menjadi dua. Desa baru bernama Desa Petak Kaja sejak ditetapkan
sejak 29 September 1993 sebaga desa persiapan Desa Petak Kaja. Desa Petak Kaja
ditetapkan sebagai Desa dipinitif pada 27 Oktober 1995. Selama perjalanan
pemerintahannya Desa Petak Kaja sampai tahun 2008 mengalami tiga kali pucuk
pemerintahan dengan. Kepala Desa/Perbekel masing-masing :
1. Drs. I Ketut
Lamun Muliana memerintah tahun 1993 – 2001.
2. A.A. Gde Arta
Darma memerintah tahun 2001 – 2016.
3. I Nyoman Payu
memerintah 2017 – 2019.
Desa Patak Kaja
merupakan pusat pemerintahan yang berkantor di Dusun Mantering yang meliputi
tiga Banjar Dinas yaitu :
- Banjar Dinas Petak
- Banjar Dinas Mantering
- Banjar Dinas Padpadan
- Banjar Dinas Penyembahan